FORMULA TEKHNOLOGI SEDIAAN LIQUID  “KRIM PEMUTIH dengan EKSTRAK BUAH PEPAYA”

 FORMULA TEKHNOLOGI SEDIAAN LIQUID  “KRIM PEMUTIH dengan EKSTRAK BUAH PEPAYA”

 

BAB I PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Kulit adalah organ yang paling luar yang mempunyai banyak fungsi yang penting yaitu, selain sebagai indera perasa dan pelindung tubuh dari ancaman kondisi alam sekitar. Kulit membantu mengatur suhu tubuh juga melindungi dari virus dan bakteri, dan tak kalah penting menjalankan fungsi sekresi serta pengeluaran cairan. Kulit sehat sebenarnya cerminan kondisi tubuh yang sehat, sebaliknya kulit kusam kurang bercahaya bias menjadi indikasi tubuh tidak dalam keadaan fit. Continue reading  FORMULA TEKHNOLOGI SEDIAAN LIQUID  “KRIM PEMUTIH dengan EKSTRAK BUAH PEPAYA”

STERILISASI

STERILISASI

  1. Pendahuluan

    Yang dimaksud sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Ketika anda untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya anda telah menggunakan salah satu sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai dalam pekerjaan mikrobiologis akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif (Hadioetomo, 1993).Ada tiga cara yang umum digunakan dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia dan penyaringan (Filtrasi). Bila panas digunakan bersama – sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembut atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering (Hadioetomo, 1993).Sterilisasi kimiawi dapat dilakukan  dengan menggunakan gas atau radiasi. Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin dilaboratorium mikrobiologi ialah yang menggunakan panas (Hadioetomo, 1993).          Salah satu cara sterilisasai adalah sterilisasi dengan menggunakan tekanan atau sterilisasi uap (autoclaf) Continue reading STERILISASI

FORMULA TEKHNOLOGI SEDIAAN LIQUID   “MINYAK GOSOK AROMA TERAPI”

FORMULA TEKHNOLOGI SEDIAAN LIQUID  

“MINYAK GOSOK AROMA TERAPI”

 BAB I PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Pada zaman sekarang ini perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berkembang pesat, begitu juga dengan dunia kefarmasian. Hal ini dapat dilihat dari bentuk sediaannya yang beragam yang telah di buat oleh tenaga farmasis. Diantara sediaan obat tersebut menurut bentuknya yaitu solid (padat), semisolid (setengah padat) dan liquid (cair).

Bentuk sediaan cair (liquid) adalah sistem disperse dua atau lebih fase. Fase terdispers adalah bahan obat yang terdisribusi merata pada fase pendispers atau cairan pembawa. Continue reading FORMULA TEKHNOLOGI SEDIAAN LIQUID   “MINYAK GOSOK AROMA TERAPI”

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENANAMAN MIKROBA

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENANAMAN MIKROBA

OLEH :

Kls/Smt : A/II

Nama Kelompok :

  1. Putu Ayu Purnamasari                        (131010)
  2. Komang Ayu Sarini                            (131011)
  3. Dewi Putriyani                                    (131012)
  4. Ni Luh Dian Pratiwi                           (131013)
  5. I Putu Esa Diputra Anjasmara                        (131014)
  6. Dewa Ayu Dwina Inggriani               (131015)
  7. Dewa Ayu Embas Saraswati              (131016)
  8. Ni Putu Erna Widiasmini                    (131017)
  9. Eugenius Surya Puji                            (131018)

AKADEMI FARMASI SARASWATI DENPASAR

2014

PENANAMAN (INOKULASI) MIKROBA

  1. Pendahuluan

1.1               Inokulasi Bakteri

Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi. Continue reading LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENANAMAN MIKROBA

MENGAMATI MORFOLOGI BAKTERI PEWARNAAN GRAM

MENGAMATI MORFOLOGI BAKTERI PEWARNAAN GRAM

  1. Pendahuluan
    Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri yang ada di suspensikan. Salah satu cara unutk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah di identifikasi adalah dengan cara metode pengenceran atau pewarnaan. Hal tersebut berfungsi untuk mengetahuisifat fisiologisnya  yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecetan atau pewarnaan.Sel bakteri dapat teramati dengan jelas jika digunakan mikroskop dengan pembesaran 100 x 10 yang ditambah minyak imersi. Jika dibuat preparat ulas tanpa pewarnaan, sel bakteri sulit terlihat. Pewarnaan bertujuan untuk memperjelas sel bakteri dengan menempelkan zat warna ke permukaan sel bakteri. Zat warna dapat mengabsorbsi dan membiaskan cahaya, sehingga kontras sel bakteri dengan sekelilingnya ditingkatkan.Zat warna yang digunakan bersifat asam atau basa. Pada zat warna basa, bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut kromofor dan mempunyai muatan positif. Sebaliknya pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna memiliki muatan negative. Zat warna basa lebih banyak digunakam kerena matan negative banyak ditemukan pada permukaan sel. Contoh zat warna asam antara lain Crystal Violet, Methylene Blue, Safranin, Base Fuchsin, Malachite Green dll. Sedangkan zat warna basa antara lain Eosin,Congo Red dll.Adapun macam-macam pewarnaan, antara lain :
    1.      Pewarnaan Sederhana
    Pewarnaan sederhana merupakan pewarnaan dengan menggunakan satu jenis pewarna saja dengan tujuan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya. Pewarnaan ini dapat menggunakan pewarna basa pada umumnya, antara lain : kristal violet, metylen blue, karbol fuchsin, dan safranin.
    2.      Pewarnaan Gram
    Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang digunakan untuk mengelompokkan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Pewarna yang digunakan antara lain : kristal violet sebagai gram A, iodine sebagai gram B, alkohol sebagai gram C, serta safranin sebagai gram D.
    3.      Pewarnaan Kapsul
    Pewarnaan ini mengunakan dua reagen, yaitu: kristal violet sebagai dekolorisator (penghapus warna utama) serta kopper sulfat sebagai pewarna tandingan teradsorbsi bahan kapsular yang mengalami dekolorisasi. Hasil pewarnaannya ialah kapsul akan berwarna biru terang kontras dengan warna ungu gelap dari sel.
    4.      Pewarnaan Spora
    Pewarnaan spora merupakan pewarnaan dengan menggunakan malchit green dan safranin, yang dalam hasil pewarnaanya akan muncul warna hijau pada sporanya, serta warna merah pada sel vegetatifnya, yaitu pada Bacillus subtilis.

Continue reading MENGAMATI MORFOLOGI BAKTERI PEWARNAAN GRAM