LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI ANALISIS KUALITATIF SIMPLISIA KULIT (KORTEKS) & KAYU (LIGNUM)

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI ANALISIS KUALITATIF SIMPLISIA

KULIT (KORTEKS) & KAYU (LIGNUM)

I. Tujuan

Mahasiswa dapat mengetahui dan membedakan macam-macam simplisia kulit (korteks) dan kayu (lignum) secara makroskopik, mikroskopik, dan kimiawi.

II. Dasar Teori

  1. Kulit (Korteks)

Kulit (korteks) adalah jaringan terluar dari tanaman berkayu, meliputi : kulit batang, cabang atau kulit akar atau buah sampai ke lapisan epidermis. Saat tumbuhan sudah cukup besar umumnya zat berkhasiat terdapat dalam serat terutama alkaloid. Korteks juga merupakan bark, kulit kayu. Berupa seluruh jaringan di luar kambium. Dapat berasal dan akar, batang, dan cabang. Contoh : Kina (Chinae cortex), Kayu Manis (Cinnamoni cortex),

Susunan korteks apabila dilihat penampang melintangnya terdapat :

  1.  Sel gabus, pada korteks gunanya untuk mempertahankan diri terhadap keadaan luar,         misalnya karena sudah tua.
  2. Floem, gunanya untuk mengangkut makanan dari daun ke seluruh bagian tanaman.
  3. Sel parenkim, di dalamnya terdapat sel batu, kristal oksalat berbentuk prisma atau             drust dan amilum.
  4. Jari-jari empelur, terdapat kristal oksalat dan amilum.

Kulit kayu manis (Cinnamomi Cortex) adalah kulit kayu Cinnamomum zeylanicum, suku Lauraceae. Fragmen pengenal pada mikroskopik serbuk adalah serat sklerenkim tipis, noktah tidak jelas. Kulit kayu manis adalah sejenis rempah-rempah yang diperoleh dari kulit bagian dalam beberapa spesies pohon genus Cinnamomum yang digunakan untuk masakan yang manis dan sedap. Batang berkayu dan  bercabang-cabang. Daun tunggal, lanset, warna daun merah pucat setelah tua berwarna hijau. Percabangan bentuk malai tumbuh di ketiak daun, warna kuning. Berakar tunggang.

Potongan kulit kayu manis berbentuk gelondong, agak menggulung membujur, agak pipih atau berupa berkas yang terdiri dari tumpukan  beberapa potong kulit yang tergulung membujur, panjang sampai 1 m, tebal kulit 1 mm sampai 3 mm atau lebih. Permukaan luarnya yang tidak bergabus  berwarna coklat kekuningan atau coklat sampai coklat kemerahan, bergaris-garis pucat bergelombang memanjang dan bergaris-garis pendek melintang.

Gambar 1.1 Fragmen pengenal dari serbuk kayu manis

  1. Kayu (Lignum)

Simplisia Kayu (Lignum) diambil dari tanaman dicotyledon, merupakan xylem sekunder yang terbentuk karena aktifitas kambium batang. Jaringan pembuluh masih terlihat dalam lignum yaitu pembuluh kayu yang berfungsi membawa makanan dari akar ke daun dan pembuluh tapis yaitu membawa makanan dari daun kebagian lain. Pada preparat akan terlihat serat, parenkim, dan jari- jari empelur.

Kayu secang (Sappan Lignum) adalah kayu Caesalpinia sappan, suku Caesalpiniaceae. Fragmen pengenal pada mikroskopik serbuk kayu adalah jari-jari empelur terdapat zat warna jingga oranye. Kayu secang adalah pohon anggota suku polong-polongan (Fabaceae) yang dimanfaatkan pepagan (kulit kayu) dan kayunya sebagai komoditi perdagangan rempah-rempah. Secang (Caesalpinia sappan L) merupakan perdu yang umumnya tumbuh di tempat terbuka sampai ketinggian 1000 m di atas permukaan laut seperti di darah pegunungan yang berbatu tetapi tidak terlalu dingin. Tingginya 5 – 10 m. Batangnya berkayu, bulat dan berwarna hijau kecoklatan. Pada batang dan percabangannya terdapat duri-duri tempel yang bentuknya bengkok dan letaknya terebar. Tumbuhan ini berasal dari Asia Tenggara maritim (Nusantara) dan mudah ditemukan di IndonesiaKulit kayunya dimanfaatkan orang sebagai bahan pengobatanpewarna, dan minuman penyegar.

Gambar 1.2. Fragmen Pengenal dari Serbuk Kayu Secang

Kayu Cendana (Santali Lignum) adalah Kayu Pterocarpus santalinus, suku Papillionaceae. Fragmen pengenal pada mikroskopik serbuk kayu adalah berkas serabut dengan seludang hablur kalsium oklasat berbetntuk prisma, fragmen pembuluh kayu berpenebalan jala, fragmen serabut umumnya panjang dan lumen jelas, serabut xylem dengan jari-jari empelur, butir pati tunggal. Cendana, atau cendana wangi, merupakan pohon penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Tanaman ini berupa pohon kecil yang selalu hijau dengan batang yang lurus dan bulat tanpa alur. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama berabad-abad.  

Gambar 1.3. Fragmen Pengenal dari Serbuk Kayu Cendana

  1. Klasifikasi Tumbuhan yang Diamati
  2. Kulit Kayu Manis (Cinnamomi Cortex)

Kingdom         : Plantae

Divisi               : Magnoliophyta

Kelas               : Magnoliopsida

Ordo                : Laurales

Famili              : Lauraceae

Genus              : Cinnamomum

Spesies            : Cinnamomum verum

  1. Kayu Secang (Sappan Lignum)


Kingdom         : Plantae

Divisi               : Spermatophyta
Sub divisi        : Angiospermae
Kelas               : Dicolyledonae
Ordo               : Resales
Famili              : Cesalpiniaceae
Genus              : Caesalpinia
Spesies            : Caesalpinia sappan L

  1. Kayu Cendana (Santali Lignum)

Kerajaan          : Plantae
Divisi               : Magnoliphyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Santales
Famili              :  Santalaceae
Genus              : Santalum
Spesies            : Santalum album L.

  1. Kandungan kimia dan khasiat tumbuhan yang diamati
  2. Kulit Kayu Manis (Cinnamomi Cortex)

Ø  Kandungan kimia pada kulit kayu manis :

  • Minyak atsiri 4% mengandung etil  sinamat,betakarofilen,linalool,dan metil kavikol
  • Flobatanin
  • Pada kulit batang yang segar terdapat sinamilasetat yang dalam proses fermentasi menjadi sinamaldhida
  • Safrol
  • Tannin
  • Kalsium oksalat
  • Kulit kayu manis juga mengandung cinnzelanol, kumarin, benzil, benzoate dan felandren

Ø  Khasiat pada kulit kayu manis :

·         Mengontrol gula darah

·         Anti infeksi

·         Membantu meningkatkan fungsi otak

·         Menurunkan kolesterol

·         Mencegah terjadinya pertumbuhan sel penyebab penyakit kanker

·         Menghangatkan tubuh.

·         Karminatif (memperlancar buang angin)

·         Antirematik

·         Diaporetik (peluruh keringat)

  1. Kayu Secang (Sappan Lignum)

Ø  Kandungan kimia pada kayu secang :

  • Asam galat
  • tanin
  • Resin
  • Resorsin
  • Brasilin
  • Brasilein
  • d-alfa-phellandrene
  • Oscimene
  • Minyak atsiri.

Ø  Khasiat pada kayu secang :

  • Diare
  • Disentri
  • Sifilis
  • Malaria
  • Tetanus
  • Tumor
  • Radang selaput lendir mata
  • Antiosteoporosis non-genoktosik pada wanita post-menstrual
  1. Kayu Cendana (Santali Lignum)

Ø  Kandungan kimia pada kayu cendana :

  • Minyak atsiri
  • Zat samak
  • Minyak santalol (seskuiterpenalkohol)
  • Santalen (seskuiterpena)
  • Santenon
  • Santalal
  • Santalon
  • Isovalerilaldehida
  • Kadar abu : tidak lebih dari 5%

Ø  Khasiat kayu cendana:

  • Mengusir bau badan
  • Mengendalikan tekanan darah
  • Mengendalikan stres dan kecemasan
  • Membuat kulit cerah
  • Antiseptik
  • Mengatasi peradangan
  • Menghentikan kejang
  • Anti mikroba
  • Karminatif (memperlancar buang angin)
  • Stomakik (penambah nafsu makan)
  • Diuretik (memperlancar pengeluaran urin)

III.             Alat dan Bahan

  1. Bahan yang digunakan

                 Kulit kayu manis (Cinnamomi Cortex), kayu secang (Sappan Lignum), kayu cendana (Santai Lignum), kloralhidrat, asam sulfat P, asam sulfat 10 N, HCl pekat P, NaOH P 5% b/v, ammonia P 25 %, larutan besi (III) klorida LP.

  1. Alat yang digunakan

Mikroskop, objek glass, pipet tetes, tabung reaksi, cover glass, sendok tanduk, pensil, penghapus.

  1. Prosedur

Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang. Masing-masing kelompok melakukan :

Prosedur mengidentifikasi Kulit (Korteks) :

  1. Identifikasi Simplisia Kulit (Korteks) Secara Makroskopik
  2. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
  3. Ambil kayu manis (Cinnamomi cortex)
  4. Amati warna, bau dan bentuknya.
  5. Catat hasil pengamatan.
  1. Identifikasi Simplisia Kulit (Korteks) Secara Mikroskopik
  2. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
  3. Ambil sedikit serbuk kulit kayu manis (Cinannamomi Cortex) amati warna,  bau dan rasa, kemudian letakkan pada objek glass.
  4. Tambahkan 1-2 tetes kloralhidrat kemudian segera tutup dengan cover glass.
  5. Amati fragmen pengenal dari kulit kayu manis (Cinannamomi Cortex), di bawah mikroskop.
  6. Catat hasil pengamatan.
  1. Identifikasi Simplisia Kulit (Cortex) Secara Kimiawi
Simplisia Perlakuan Reaksi Positif
Serbuk Kayu manis (Cinnamomi Cortex) 1.      2 mg serbuk kulit + 5 tetes asam sulfat P

2.      2 mg serbuk kulit + 5 tetes asam sulfat 10N

3.      2 mg serbuk kulit + 5 tetes HCl pekat P

4.      2 mg serbuk kulit + 5 tetes NaOH P 5% b/v

5.      2 mg serbuk kulit + 5 tetes ammonia P  25%

6.      2 mg serbuk kulit + 5 tetes larutan besi (III) Klorida LP

1.  Terbentuk warna coklat merah

2. Terbentuk warna coklat merah

3. Terbentuk warna merah kekuningan

4.  Terbentuk warna coklat kekuningan

5.      Terbentuk warna merah coklat

6.      Terbentuk warna hijau kekuningan

Prosedur mengidentifikasi Kayu (Lignum) :

  1. Identifikasi Simplisia Kayu (Lignum) secara Makroskopik
  2. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
  3. Ambil kayu secang (Sappan Lignum)
  4. Amati warna, bau dan bentuk
  5. Catat hasil pengamatan
  6. Ulangi percobaan di atas (Percobaan 1,2,3,4) untuk serbuk kayu cendana (Santali Lignum)
  1. Identifikasi Simplisia Kayu (Lignum) secara Mikroskopik
  2. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
  3. Ambil sedikit serbuk kayu secang (Sappan Lignum) amati warna, bau dan rasa, kemudian letakkan pada objek glass.
  4. Tambahkan 1-2 tetes klorahidra kemudian segera tutup dengan cover glass.
  5. Amati fragmen pengenal dari serbuk kayu secang (Sappan Lignum).
  6. Catat dan gambar hasil pengamatan
  7. Ulangi percobaan diatas (percobaan 1,2,3,4,5) untuk serbuk kayu cendana (Santali Lignum)
  1. Identifikasi Simplisia Kayu (Lignum) secara Kimiwi
Simplisia Perlakuan Reaksi Positif
Serbuk Kayu secang    (Sappan Lignum) 1.       2 mg serbuk kayu + 5 tetes asam sulfat P.

2.        2 mg serbuk kayu + 5 tetes asam sulfat 10N

3.       2 mg serbuk kayu + 5 tetes NaOH 5% b/v dalam etanol

4.       2 mg serbuk kayu + 5 tetes ammonia P 25%

5.       2 mg serbuk kayu + 5 tetes larutan besi (III) klorida

1.    Terbentuk warna ungu

2.    Terbentuk warna coklat muda

3.    Terbentuk warna coklat muda

4.    Terbentuk warna coklat muda

5.    Terbentuk warna ungu

6.                                                                          

Serbuk Kayu cendana

(Santali Lignum)

1.       2 mg serbuk kayu + 5 tetes asam sulfat P.

2.        2 mg serbuk kayu + 5 tetes asam sulfat 10N

3.       2 mg serbuk kayu + 5 tetes NaOH 5% b/v dalam etanol

4.       2 mg serbuk kayu + 5 tetes ammonia P 25%

5.       2 mg serbuk kayu + 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v

1.       Terbentuk warna coklat ungu

2.       Terbentuk warna coklat muda

3.       Terbentuk warna coklat muda

4.       Terbentuk warna coklat muda

5.       Terbentuk warna kuning

  1. Hasil Pengamatan
  2.  Identifikasi Simplisia Kulit (Cortex) dan Kayu (Lignum) secara Makroskopik
Simplisia Hasil Pengamatan
Kulit Kayu Manis

(Cinnamomi Cortex)

Nama latin tanaman asal :

Cinnamomum zeylanicum

Warna  : Coklat kuning

Bau      : Khas aromatik kayu manis

Bentuk : Gelondong agak menggulung membujur

Kayu Secang (Sappan Lignum)

Nama latin tanaman asal :

Caesalpinia sappan

Warna  : Merah jingga

Bau      : Tidak berbau

Bentuk : Kepingan berupa serutan

Kayu Cendana (Santali Lignum)

Nama latin tanaman asal :

Pterocarpus santalinus

Warna  : Coklat muda kekuningan

Bau      : Harum khas cendana

Bentuk : Kepingan

  1. Identifikasi Simplisia Kulit (Cortex) dan Kayu (Lignum) secara Mikroskopik
Simplisia Hasil Pengamatan
Serbuk Kulit Kayu Manis (Cinnamomi Cortex) Warna serbuk : Coklat kekuningan

Bau : Khas aromatik kayu manis

Rasa : Agak manis, agak pedas dan kelat

Fragmen pengenal : Serat sklerenkim tipis, sel batu, dan amilum.

Gambar : 

 

Serat sklerenkim tipis

 

Amilum
Sel batu

 

 

Serbuk Kayu Secang (Sappan Lignum) Warna serbuk : Jingga kecoklatan

Fragmen pengenal : Jari-jari empulur terdapat zat warna jingga oranye.

Gambar :

Jari-jari empulur terdapat zat warna jingga oranye
Serbuk Kayu Cendana(Santali Lignum) Warna serbuk : Kuning

Fragmen pengenal : Trakhea, serabut, serabut xilem, dan pati.

Gambar :

Serabut xilem

 

Trakhea
Serabut

 

Amilum
  1. Identifikasi Simplisia Kulit (Cortex) dan Kayu (Lignum) secara Kimiawi
Simplisia Perlakuan Reaksi Positif Hasil Pengamatan
Serbuk Kulit Kayu Manis (Cinnamomi Coertex) 2 mg serbuk kulit + 5 tetes asam sulfat P Terbentuk warna coklat merah `

Terbentuk warna coklat merah

2 mg serbuk kulit + 5 tetes asam sulfat 10N Terbentuk warna coklat merah Terbentuk warna coklat merah
2 mg serbuk kulit + 5 tetes NaOH P 5% b/v Terbentuk warna coklat kekuningan  

Terbentuk warna coklat kekuningan

2 mg serbuk kulit + 5 tetes HCl pekat P Terbentuk warna merah kekuningan Terbentuk warna coklat kemerahan
2 mg serbuk kulit + 5 tetes ammonia P 25% Terbentuk warna merah coklat Terbentuk warna coklat
2 mg serbuk kulit + 5 tetes FeClLP Terbentuk warna hijau kekuningan Terbentuk warna hijau kekuningan
Serbuk Kayu Secang (Sappan Lignum) 2 mg serbuk kayu + 5 tetes asam sulfat P Terbentuk warna ungu Terbentuk warna coklat kehitaman
2 mg serbuk kayu + 5 tetes asam sulfat 10N Terbentuk warna coklat muda Terbentuk warna coklat kehitaman
2 mg serbuk kayu + 5 tetes NaOH P 5% b/v dalam etanol Terbentuk warna ungu Terbentuk warna merah
2 mg serbuk kayu + 5 tetes ammonia P 25% Terbentuk warna coklat muda Terbentuk warna merah
2 mg serbuk kayu + 5 tetes FeClP 5% b/v Terbentuk warna ungu Terbentuk warna coklat kekuningan
Serbuk Kayu Cendana (Santali Lignum) 2 mg serbuk kayu + 5 tetes asam sulfat P Terbentuk warna coklat ungu Terbentuk warna coklat ungu
2 mg serbuk kayu + 5 tetes asam sulfat 10N Terbentuk warna coklat muda Terbentuk warna coklat ungu
2 mg serbuk kayu + 5 tetes NaOH P 5% b/v dalam etanol Terbentuk warna coklat muda Terbentuk warna coklat muda
2 mg serbuk kayu + 5 tetes ammonia P 25% Terbentuk warna coklat muda Terbentuk warna coklat muda
2 mg serbuk kayu + 5 tetes larutan FeClP 5% b/v Terbentuk warna kuning Terbentuk warna kuning
  1.  Pembahasan

Pada praktikum tanggal 28 Oktober 2014 dilakukan praktiku tentang analisis kualitatif simplisia kulit (korteks) dan kayu (lignum), agar dapat mengetahui dan membedakan macam-macam simplisia kulit (korteks) dan kayu (lignum) secara makroskopik, mikroskopik dan kimiawi. Dalam praktikum kali ini menggunakan sampel kulit kayu manis (Cinnamomi Cortex), kayu secang (Sappan Lignum) dan kayu cendana (Santali Lignum).

Pertama-tama melakukan uji secara makroskopik, yaitu dengan mengamati warna, bau dan bentuk simplisia. Didapatkan hasil untuk kulit kayu manis (Cinnamomi Cortex) adalah bentuk gelondong, agak menggulung membujur, agak pipih atau berupa berkas yang terdiri dari tumpukan beberapa potong kulit yang tergulung membujur. Permukaan luar berwarna coklat kekuningan atau coklat atau sampai coklat kemerahan. Bergaris-garis pucat bergelombang memanjang, bau khas aromatik kayu manis. Pada kayu Secang (Sappan Lignum) adalah kayu berbentuk potongan-potongan atau kepingan dengan ukuran sangat bervariasi atau berupa serutan-serutan, keras dan padat, warna merah, merah jingga atau kuning, tidak berbau. Sedangkan pada kayu Cendana (Santali Lignum) adalah kayu berbentuk potongan-potongan atau kepingan dengan ukuran sangat bervariasi, keras, berat, padat, mudah dibelah. Warna kekuning-kuningan, coklat muda kekuning-kuningan atau agak kemerah-merahan. Pada potongan melintang tampak lingkaran berwarna gelang berseling dengan lingkaran berwarna lebih muda, berpori, jari-jari empulur sempit, banyak dan berdekatan, baunya harum khas cendana.

Kedua adalah uji secara mikroskopik yaitu amati warna serbuk dan kemudian serbuk sampel diberi kloralhidrat yang kemudian diamati di bawah mikroskop untuk melihat fragmen pengenalnya. Didapatkan hasil untuk kulit kayu manis (Cinnamomi Cortex) adalah warna serbuk, coklat kekuningan, fragmen pengenal adalah sklereida dengan penebalan dinding tidak rata, serabut perisikel dan serabut floem, butir-butir pati dan hablur kalsium oksalat bentuk prisma, lepas atau dalam parenkim, jaringan parenkim dengan sel lender atau sel minyak, sel gabus dan serabut sklerenkim. Pada kayu Secang (Sappan Lignum) adalah warna serbuk merah jingga kecoklatan. Fragmen pengenal adalah berkas serabut dengan seludang hablur kalsium oksalat berbentuk prisma, fragmen pembuluh kayu berpenebalan jala, fragmen serabut, umumnya panjang dan lumen sempit. Sedangkan pada kayu Cendana (Santali Lignum) adalah warna serbuk kuning. Fragmen pengenal adalah berkas serabut dengan seludang hablur kalsium oksalat berbentuk prisma, fragmen pembuluh kayu berpenebalan jala, fragmen serabut, umumnya panjang dan lumen jelas, serabut xilem dengan jari-jari empulur, butir pati tunggal.

Ketiga adalah uji secara kimiawi yaitu dengan meneteskan beberapa pereaksi pada sampel yang akan diuji. Di dapatkan hasil untuk kulit kayu manis (Cinnamomi Cortex) dengan meneteskan 5 tetes asam sulfat P menghasilkan warna coklat kemerahan (+). Meneteskan asam sulfat 10N menghasilkan warna coklat kemerahan (+). Meneteskan 5 tetes NaOH P 5% b/v menghasilkan warna coklat tua. Meneteskan HCL pekat P menghasilkan warna coklat kemerahan (+). Meneteskan ammonia P 25% menghasilkan warna coklat. Meneteskan 5 tetes FeCl3 LP menghasilkan warna hijau kekuningan (+). Dari hasil uji tersebut didapatkan bahwa kayu manis (Cinnamomi Cortex) mengandung minyak atsiri 1-3%, tanin, damar, lender, kalsium oksalat. Sebagai karminatif (memperlancar buang angin).

Pada kayu secang (Sappan Lignum) dengan meneteskan 5 tetes asam sulfat P menghasilkan warna coklat kehitaman. Meneteskan asam sulfat 10N menghasilkan warna coklat kehitaman. Meneteskan 5 tetes NaOH P 5% b/v menghasilkan warna merah. Meneteskan 5 tetes ammonia P 25% menghasilkan warna merah. Meneteskan 5 tetes larutan FeCl3 P 5% b/v menghasilkan warna coklat kekuningan.  Dari pengujian tersebut, dapat diketahui kayu secang (Sappan lignum) mengandung pigmen, tannin, asam galat dan brazilin. Sebagai antidiare.

Sedangkan pada kayu cendana dengan meneteskan 5 tetes asam sulfat P menghasilkan warna coklat ungu (+). Meneteskan asam sulfat 10N menghasilkan warna coklat ungu (+). Meneteskan 5 tetes larutan NaOH P 5% b/v menghasilkan warna coklat muda (+). Meneteskan 5 tetes ammonia P 25% menghasilkan warna coklat muda. Meneteskan 5 tetes larutan FeCl3 P 5% b/v menghasilkan warna kuning (+).   Dari pengujian tersebut, dapat diketahui bahwa kayu cendana (Santali Lignum) mengandung minyak atsiri, harsa dan zat samak. Sebagai diuretik, karminatif, antipasmodik (pereda kejang).

Faktor-faktor yang menyebabkan warna hasil kimiawi berbeda dengan teorinya adalah perbandingan serbuk dengan pereaksi kurang tepat, pereaksi yang kurang murni, kesalahan praktikan yang kurang teliti dalam mengamati warna.

VII.          Kesimpulan

  1. Kulit Kayu Manis (Cinnamomi Cortex)

ü  Secara makroskopik : bentuk gelondong, agak menggulung membujur, agak pipih atau berupa berkas yang terdiri dari tumpukan beberapa potong kulit yang tergulung membujur. Permukaan luar berwarna coklat kekuningan atau coklat atau sampai coklat kemerahan. Bergaris-garis pucat bergelombang memanjang.

ü  Secara mikroskopik : warna serbuk, coklat kekuningan, fragmen pengenal adalah sklereida dengan penebalan dinding tidak rata, serabut perisikel dan serabut floem, butir-butir pati dan hablur kalsium oksalat bentuk prisma, lepas atau dalam parenkim, jaringan parenkim dengan sel lender atau sel minyak, sel gabus dan serabut sklerenkim.

ü  Secara kimiawi : Dari hasil uji tersebut didapatkan bahwa kayu manis (Cinnamomi Cortex) mengandung minyak atsiri 1-3%, tanin, damar, lender, kalsium oksalat. Sebagai karminatif (memperlancar buang angin).

  1. Kayu Secang (Sappan Lignum)

ü  Secara makroskopik : kayu berbentuk potongan-potongan atau kepingan dengan ukuran sangat bervariasi atau berupa serutan-serutan, keras dan padat, warna merah, merah jingga atau kuning.

ü  Secara mikroskopik : warna serbuk merah jingga kecoklatan. Fragmen pengenal adalah berkas serabut dengan seludang hablur kalsium oksalat berbentuk prisma, fragmen pembuluh kayu berpenebalan jala, fragmen serabut, umumnya panjang dan lumen sempit.

ü  Secara kimiawi : Dari pengujian tersebut, dapat diketahui kayu secang (Sappan lignum) mengandung pigmen, tannin, asam galat dan brazilin. Sebagai antidiare.

  1. Kayu Cendana (Santali Lignum)

ü  Secara makroskopik : kayu berbentuk potongan-potongan atau kepingan dengan ukuran sangat bervariasi, keras, berat, padat, mudah dibelah. Warna kekuning-kuningan, coklat muda kekuning-kuningan atau agak kemerah-merahan. Pada potongan melintang tampak lingkaran berwarna gelang berseling dengan lingkaran berwarna lebih muda, berpori, jari-jari empulur sempit, banyak dan berdekatan.

ü  Secara mikroskopik : warna serbuk kuning. Fragmen pengenal adalah berkas serabut dengan seludang hablur kalsium oksalat berbentuk prisma, fragmen pembuluh kayu berpenebalan jala, fragmen serabut, umumnya panjang dan lumen jelas, serabut xilem dengan jari-jari empulur, butir pati tunggal.

ü  Secara kimiawi : Dari pengujian tersebut, dapat diketahui bahwa kayu cendana (Santali Lignum) mengandung minyak atsiri, harsa dan zat samak. Sebagai diuretik, karminatif, antipasmodik (pereda kejang).

 VIII.       Daftar Pustaka

Anonim. 1977. Materia Medika Indonesia Jilid I. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Hal 31 dan 43

Anonim. 1981. Materia Medika Indonesia Jilid V. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Hal 439

Mun’in Abdul. 2011. Fitoterapi Dasar. Jakarta. Dian Rakyat

http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit_kayu_manis

http://id.wikipedia.org/wiki/Secang

http://id.wikipedia.org/wiki/Cendana

           

           

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *