FARMAKOEKONOMI
ANALISIS MANFAAT BIAYA
(COST BENEFIT ANALYSIS )
OLEH :
KLS / SMT : A / V
KELOMPOK 7
Anggota Kelompok:
- Ni Putu Erna Widiasmini 131017
- Ni Komang Ayu Sarini 131011
- Ni Luh Mita Sanistyari Dewi 131028
- Luh Kade Prawidyaniti 131031
- Ni Nyoman Sri Rahayuni 131038
AKADEMI FARMASI SARASWATI
DENPASAR
2015
PENDAHULUAN
Farmakoekonomi adalah studi yang mengukur dan membandingkan antara biaya dan hasil/konsekuensi dari suatu pengobatan. Tujuan farmakoekonomi adalah untuk memberikan informasi yang yang dapat membantu para pembuat kebijakan dalam menentukan pilihan atas alternatif-alternatif pengobatan yang tersedia agar pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien dan ekonomis. Jika dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan seperti: apa kelebihan obat dilihat dari segi cost-effectivenessnya dibandingkan obat lain? Apakah diperoleh hasil terapi yang baik dengan biaya yang wajar ? apakah suatu obat dapat dimasukkan ke dalam formularium atau ke dalam daftar obat yang disubsidi ? maka farmakoekonomi dapat berperan untuk menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut.
Informasi farmakoekonomi saat ini dianggap sama pentingnya dengan informasi khasiat dan keamanan obat dalam menentukan pilihan obat yang akan digunakan. Farmakoekonomi dapat diaplikasikan baik dalam skala mikro- misalnya dalam menentukan pilihan terapi untuk seorang pasien untuk suatu penyakit, maupun dalam skala makro- misalnya dalam menentukan obat yang akan disubsidi atau yang akan dimasukkan ke dalam formularium.
Farmakoekonomi tidak hanya penting bagi para pembuat kebijakan di bidang kesehatan saja, tetapi juga bagi tenaga kesehatan (dokter, apoteker), industry farmasi, perusahaan asuransi dan bahkan pasien, yang masing-masing mempunyai kebutuhan dan cara pandang yang berbeda.. bagi pembuat kebijakan, farmakoekonomi dapat dimanfaatkan untuk memutuskan apakah suatu obat layak dimasukkan ke dalam obat yang disubsidi, memilih program pelayanan kesehatan dan membuat kebijakan-kebijakan strategis lain yang terkait dengan pelayanan kesehatan.
Di tingkat rumah sakit, data farmakoekonomi dapat dimanfaatkan untuk memutuskann apakah suatu obat bisa dimasukkan ke dalam formularium rumah sakit, atau sebaliknya, suatu obat harus dihapus dari formularium rumah sakit karena tidak cost effective dibandingkan obat lain. Selain itu juga dapat diguanakan sebagai dasar dalam menyusun pedoman terapi obat mana yang akan digunakan sebagai obat pilihan pertama dan pilihan selanjutnya, karena penggunaan obat yang rasional tidak hanya mempertimbangkan dimensi aman-berkasiat-bermutu saja, tetapi juga harus mempertimbangkan nilai ekonomisnya. Sedangkan industri farmasi berkepentingan dengan hasil studi farmakakoekonomi untuk berbagai hal, antara lain: penelitian dan pengembangan obat, penetapan obat, penetapan harga, promosi dan strategi pemasaran.
Dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia dalam memberikan pelayanan kesehatan, maka sudah sebaiknya farmakoekonomi dimanfaatkan dalam membantu membuat keputusan dan menentukan pilihan atas alternative-alternatif pengobatan agar pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien dan ekonomis
DEFINISI
Analisis Manfaat Biaya /cost Benefit-analysis (CBA) adalah suatu teknik analisis yang diturunkan dari ekonomi yang menghitung dan membandingkan surplus biaya suatu intervensi kesehatan terhadap manfaatnya (Indrawaty, 2013).
TUJUAN ANALISIS
Tujuan dari metode Cost Benefit Analysis yaitu menetukan apakah merupakan suatu investasi yang baik. CBA juga betujuan untuk memberikan dasar untuk membandingkan suatu proyek. Termasuk membandingkan biaya total yang diharapkan dari setiap pilihan dengan total keuntungan yang diharapkan, untuk mengetahui apakah keuntungan melampaui biaya serta berapa banyak (Emira. Dkk, 2012)
UNIT BIAYA
Analisis Manfaat Biaya (AMB – cost benefit analysis, CBA) adalah suatu teknik analisis yang diturunkan dari teori ekonomi yang menghitung dan membandingkan surplus biaya suatu intervensi kesehatan terhadap manfaatnya. Untuk itu, baik surplus biaya dan manfaat diekspresikan dalam satuan moneter (misal. Rupiah, US Dollar) (Indrawaty, 2013).
Untuk menghitung surplus biaya program/intervensi, biaya dari program / intervensi dan hal-hal terkaitnya (misal. obat, dokter, rumah sakit, home care, biaya pasien dan keluarga, biaya kehilangan produktivitas, biaya lain karena hilangnya waktu, dll) dikurangi biaya yang serupa dari program/intervensi lainnya (Indrawaty, 2013).
UNIT OUTCOME
Nilai manfaat dari suatu program/intervensi adalah meningkatnya hasil pengobatan (outcome) bila dibandingkan dengan hasil serupa dari program / intervensi lain. Outcome dapat berupa nilai terkait pasien (misal : kesembuhan, pulihnya abilitas fisik, dll), nilai pilihan (manfaat keberadaan program/intervensi saat dibutuhkan), dan nilai altruistik (manfaat peningkatan kesehatan orang lainnya). Parameter outcome diukur dengan satuan moneter (mata uang), umumnya dengan Kemauan untuk Membayar (Willingness to Pay, WTP). Dan Dasar dari AMB adalah surplus manfaat, yaitu manfaat yang diperoleh dikurangi dengan surplus biaya. Surplus manfaat adalah criteria dasar dalam AMB. Bila surplus manfaat suatu intervensi/program bernilai positif, maka umumnya intervensi/program tersebut dapat diterima untuk dilaksanakan (Indrawaty, 2013).
KARAKTERISITIK ANALYSIS
Menurut (Indrawaty, 2013), karakteristik analysis CBA adalah:
- Efek dari satu intervensi lebih tinggi,
- Hasil pengobatan dinyatakan dalam rupiah,
- Valuasi/biaya dalam rupiah.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
- Kelebihan
Kelebihan Cost Benefit Analysis menurut (Emira. Dkk, 2012) adalah:
- Dapat dibandingkan.
- Transparan.
- Dapat mengukur efisiensi ekonomi (ketika satu pilihan dapat meningkatkan efisiensi, pilihan tersebut harus diambil).
- Kekurangan
Kelebihan Cost Benefit Analysis menurut (Emira. Dkk, 2012) adalah:
- Penghitungan ekonomi untuk public good dengan mengunakan Cost Benefit Analysis sulit untuk dilakukan.
- Tidak dapat mengukur aspek multi dimensional seperti keberlangsungan, etika, partisipasi publik dalam pembuatan keputusan dan nilai-nilai sosial yang lain.
- Cost Benefit Analysis juga lebih berfungsi memberikan informasi kepada pengambil keputusan, tetapi tidak dengan sendirinya membuat keputusan.
- Fokus pada efisiensi sehingga sering melupakan e Keduanya adalah dua kriteria yang berdiri sendiri dalam ekonomi kesejahteraan.
APLIKASI
Cost Benefit Analysis juga sering diterapkan dalam pengambilan keputusan di bidang kesehatan. Dalam hal ini penulis mengemukakan contoh cost benefit analysis dalam program Keluarga Berencana (KB).
Program Keluarga Berencana adalah program mengendalikan pertumbuhan penduduk yang mempunyai elemen biaya (cost) dan manfaat (benefit) sebagai berikut:
- Elemen biaya.
- Biaya program KB untuk mencegah atau menjarangkan kelahiran.
- Biaya atau kerugian yang timbul karena menurunnya jumlah tenaga kerja.
- manfaat
- Efek utama : berkurangnya belanja konsumsi karena kelahiran yang dapat dicegah, sehingga belanja yang tidak dikonsumsi tersebut tersedia untuk penduduk luas.
- Meningkatnya public saving dari penurunan pendidikan karena menurunnya jumlah anak yang lahir
- Meningkatnya produktivitas karena keluarga yang lebih kecil bisa meningkatkan status gizinya
- Meningkatnya private saving sebagai akibat menurunnya fertilitas.
DAFTAR PUSTAKA
Emira Wuri, dkk. 2012. Cost Benefit Analysis dan Cost Effectiveness Analysis terhadap Poli THT (Telinga, Hidung, Dan Tenggorokan) dengan Poli Mata di Poliklinik Kurma Sejahtera. Surabaya. Universitas Airlangga
Indrawaty, Sri, dkk. 2013. Pedoman Penerapan Kajian Farmakoekonomi. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI